Jumat, 20 April 2012

Di Manakah TIdak Ada Masalah?

Ada seseorang yang bertanya kepada seorang guru terkenal, Dokter Pierre,
"Tuan, saya memiliki banyak kesulitan. Apakah anda dapat memberi tahu saya di mana tempat yang tidak ada masalah?"


Dokter Pierre menjawab, "Saya tahu di mana 15.000 orang yang tinggal di sana sama sekali tidak mempunyai masalah."


"Di mana? Tolong beritahu saya cepat", dengan girang orang tersebut bertanya.


Dokter Pierre menjawab dengan serius, "Di taman kuburan belakang".


Hikmah:
Dalam kehidupan, di mana pun Anda, pasti selalu ada masalah. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengubah masalah menjadi sebuah batu pijakan menuju kesuksesan.

-"A Cup of Coffee for Your Soul" by Andrew Ho

Minggu, 15 April 2012

I miss my grandmom so much
I miss the way she always told me "Lan, ayo makan dulu"
I'll do anything just to meet her again and answer "Iya mbah"
and see a little smile on her face
and I shed my tear just realizing that I can do that no more

Jumat, 13 April 2012

Team yang Bener

Team, how it should be

Nah ini baru yang namanya ANGGOTA TEAM. Meskipun berada di tengah-tengah kesibukan, tetap menyadari tanggung jawab perannya dan meluangkan waktu untuk memberikan kontribusi maksimal bagi timnya.
Seandainya semua orang seperti anda,,,,,,,,

Status itu yang terpasang pada timeline saya hari ini. Jika anda yang mengalami hal yang sama, mungkin anda akan terharu seperti saya... #alaymode on.

Gimana tidak? Selama ini sebagian besar partner2 yang bekerja dengan saya antara mencari alasan agar tidak mengerjakan apapun, atau mengembalikan tugas yang harus dikerjakannya kepada yang lain dengan alasan tidak bisa lah, tidak tahu lah, belum pernah melakukan sebelum nya lah dan bla bla bla alasan pesimistic absurd yang lain2... #merajukmode on.

Gimana gak terharu? Di kelilingi kondisi partner2 yang low motivation seperti itu, ada satu yang benar2 mengerti. Dia mengatakan kira2 seperti ini "Saya kegiatan penuh hari ini. Mungkin biasanya baru lowong jam sebelas malam. Jadi maaf tidak bisa diskusi sebelum itu. Tapi anda kasih tahu saja, saya akan mengerjakan apa yang bisa saya kerjakan"....#ohsosweetmode on

Inilah sikap seharusnya orang2 yang menghargai tanggung jawab dan orang lain dalam perjuangan bersama. Bukan berusaha tidak berkontribusi dengan alasan sibuk, tapi berusaha berkontribusi di tengah kesibukan. I like ur style amigo. Dunia ini membutuhkan orang2 seperti anda #over mode on... Btw anda menginspirasi saya agar juga berusaha memberikan yang terbaik.


Rabu, 11 April 2012

Mengapa Menulis Menjadi Lebih Sulit?

Mengapa banyak orang yang tidak lagi konsisten dalam menulis? Mengapa menulis mulai menjadi hal yang lebih sulit dan lebih sulit? Mengapa oh mengapa??


Haha mungkin pertanyaannya terdengar sedikit alay. Akan tetapi hal inilah yang menjadi uneg-uneg saya beberapa saat ini. Lebih tepatnya saat memulai blog ini. Menulis menjadi lebih berat daripada sebelumnya di blabla tumblr dot kom. Saya terus kepikiran dan akhirnya mendapat sedikit pencerahan.

Jawaban terhadap pertanyaan2 di atas sebenarnya lebih terfokus pada mindset kita tentang untuk apa kita menulis. Dan hasil perenungan saya menghasilkan jawaban yang sederhana. Menulis menjadi lebih berat karena kita berpikir kalau tulisan kita akan dibaca oleh orang lain. Efeknya adalah akan timbul kecenderungan untuk hanya membuat tulisan yang baik saja. Tulisan yang layak dibaca, dengan format yang baik, tata bahasa yang benar, dan topik yang menarik... bla bla bla..

Hal itu secara tujuan baik. Agar orang mudah memahami pesan yang kita sampaikan dalam sebuah tulisan. Namun dibalik itu, pola pikir demikian malah menjadikan menulis menjadi suatu beban. Ada sedikit rasa- rasa negatif, seperti takut, minder, dll, kalau ternyata tulisan kita tidak bagus. Akhirnya kita menulis hanya kalau kita benar2 yakin kalau tulisan kita itu menarik dan layak untuk dibaca orang lain. Ada sedikit rasa ga yakin, ya udah leren (baca: libur :jawa) dulu nulisnya. Ga jadi nulis dah..

Pola pikir seperti ini justru menghambat produktivitas dalam menulis. Selain itu ia berasumsi pada pernyataan bahwa menulis adalah fungsi hasil, bukan fungsi proses. Menulis adalah hasil dari pembelajaran dan pendidikan kita selama ini. Menulis bukan proses untuk belajar. Hal inilah yang salah menurut saya.

Lalu menurut saya bagaimana yang baik dan benar? Kalau saya sendiri menyikapinya dengan dua hal berikut ini:

  1. Sadari kenyataan bahwa tidak ada manusia yang langsung sempurna mengerjakan sesuatu. Bahkan blogger atau jurnalis professional pun saya yakin 1000% kalau dulu pun mereka ya bermula dari amatir. Tulisannya juga pasti kelas amatir. Tidak berbeda jauh dengan kita dan saya yang baru memulai. Hanya masalahnya adalah, kita menjadikan mereka yang sekarang "professional" sebagai standar, bukan mereka pada saat kondisi yang sama dengan kita, sama2 pernah amatir.
  2. Menulis adalah juga proses pembelajaran, bukan hasil. Sama dengan berbicara. Sebagai sebuah kecakapan menyampaikan informasi pada orang lain. Awalnya pasti ada mis-komunikasi. Tapi justru dari sana kita belajar. Kalau bicara seperti ini salah, maka coba bicarakan dengan gaya lain. Kalau menulis dengan ini pembaca mungkin salah tafsir, maka coba tulis dengan format yang lain. 
    Kalau ada yang salah2, jawab begini aja "kan namanya baru belajar" :) ga ada masalah toh. 
    Kalau ada yang menyinggung, ya minta maaf. Apa susahnya sih. Asal jangan diulangi aj.
Saya juga menyadari kalo tulisan saya masih ambu radul (baca:ajur), ga apa kan :) kan namanya baru belajar hehe. Semoga kemampuan menyampaikan informasi melalui tulisan ini dapat terus membaik (emang penyakit pake membaik segala :)).

So, ayo rek kita belajar menulis bareng2. Jadikan menulis sebagai proses pembelajaran menjadikan pribadi menjadi lebih baik lagi. Giatkan kegiatan menulis yang sangat bermanfaat ini. Karena inilah salah satu jejak nyata kalau kita pernah hidup di dunia ini. Semoga bermanfaat.

Manakala Hidupmu Tampak Kehilangan Arah...




Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya.

Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples mayones kosong yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.

Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh? Mahasiswa menyetujuinya.

Kemudian professor mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.

Kemudian dia bertanya pada para muridnya, Apakah toples itu sudah penuh? Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples...

Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh?

Para murid dengan suara bulat berkata, "Yaa!"

Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi  ruangan kosong di antara pasir.

Para murid tertawa...

"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda,
Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."

"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat. Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."

"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."

"Pasir adalah hal-hal yang lainnya - hal-hal yg sepele."

"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples,"  lanjut profesor,
Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu koral  ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."

"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian"

"Jadi..."

"Berilah perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu.
Bermainlah dengan anak-anakmu.
Luangkan waktu untuk check up kesehatan. 
Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam. 
Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah, dan memperbaiki mobil atau perabotan."

"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf - Hal-hal  yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya,
"Kalau Kopi yg dituangkan tadi mewakili apa?"
Profesor tersenyum
"Saya senang kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat" :-)

credit:afiana cipruuts on fb
          7 Habits

Selasa, 10 April 2012

Gitar yang tidak bisa di-stem, atau saya yang...

Sudah beberapa hari ini saya memiliki gitar. Pinjam punya teman sih. Tapi lumayan lah, sambil mencari dana untuk beli sendiri suatu saat.

Kalo menurut sejarah sih dulu saat masih muda, beberapa hari ini harusnya sudah bisa fasih bermain More Than Word-nya Extreme. Lha entah kenapa, ini Mimpi yang Sempurna Peterpan aja masih ga bisa maen. Ancur banget, coy! Tapi kepercayaan diri itu masih bersemayam dalam diri ini. Karena saya yakin bukan di saya-nya masalahnya. Terus dimana letak permasalahannya? Kasih tau gak ya ... hehe.. Ini masalahnya:


Yamaha G-325 minjem

Gak bisa di-stem! Eh kok malah nyalahin alatnya seh... g professional banget deh!
Bukan gitu coy. Saya dah berhari2 ngepasin nih gitar. Eh tiap ngepasin pasti balik fals lagi. Ga tau dah mau diapain lagi T.T. Kayaknya memang harus belajar langsung sama ahlinya nih. Tapi mungkin agak gengsi juga nih kalau tanya orang. Bukan gengsi karena lebih bodoh (emang iya sih), tapi gengsi karena kalo ternyata gitarnya ga apa-apa, tapi kuping saya yang ..... (a.Baik2 saja b.Bagus c.Sensitif d.Bukan a b c) tolong anda isi yang positive ya :)

Rumah baru, semangat baru

Bagaimana ya rasanya punya blog baru yang bener2 blog?
Yang jelas beda pastinya...

Memang tiap rumah punya daya tarik tersendiri. Kalo yang di tumblr lebih menawarkan kemudahan untuk post tulisan. Namun memiliki keterbatasan dalam hal custom accesories. Untuk blogger, yah mungkin karena saya masih baru disini, masih terkesan lebih rumit. Tapi insyaAllah seiring dengan berjalannya waktu, kesan tersebut dapat terkikis habis.

Blog ini memiliki tujuan yang masih sama dengan rumah terdahulu. Akan tetapi bukan berarti menggantikan. Hanya format kontennya yang nanti mungkin berbeda. Spirit masih sama. Bagaimana saya dapat diskusi dengan dunia, berbagi pengalaman dan hikmah kehidupan demi pembangunan masyarakat yang lebih baik melalui tulisan. Selain juga tentu tentang passion saya, bagaimana kita belajar cara belajar dan memaksimalkan potensi otak yang telah tercipta sedemikian misterius dan luar biasa.

Untuk setiap tulisan yang saya share-kan disini, akan saya usahakan diakhiri dengan hikmah yang bisa diambil untuk pembelajaran kehidupan. Pernyataan misi ini juga sebagai reminder saya agar tidak sembarang buat tulisan. Bukan banyaknya tulisan, tapi kebermanfaatan untuk masyarakat.